
"Data kami di hari pertama UNBK (ujian nasional berbasis komputer) kemarin (Senin), ada 13 orang yang berhenti sebelum pelaksanaan ujian dan satu orang akan ikut ujian susulan karena server ada kendala teknis dari pusat," kata Kepala Dinas Pendidikan Kotawaringin Timur, Bika Ekawardhana di Sampit, Selasa.
Ujian nasional berbasis komputer tingkat SMK dilaksanakan sejak kemarin hingga Kamis (5/4) nanti. Sebanyak 2.189 siswa SMK yang terdaftar sebagai peserta ujian nasional yang tersebar di 24 sekolah di Kotawaringin Timur.
Bima menyayangkan cukup banyak siswa berhenti padahal tinggal mengikuti ujian nasional. Dia tahu betul bahwa pihak sekolah sudah melakukan berbagai cara untuk membujuk para siswa itu supaya menyelesaikan sekolah, namun tidak berhasil.
Menurut Bima, pendidikan sangat penting bagi masa depan generasi muda. Sangat disayangkan jika pelajar berhenti sekolah padahal sudah hampir menyelesaikan masa pendidikan di SMK.
Jika tidak ingin melanjutkan kuliah, Bima berharap setidaknya para pelajar itu menyelesaikan pendidikan di jenjang SMA atau SMK. Ijazah dan keterampilan yang diperoleh akan memudahkan mereka jika ingin bekerja.
"Saya meminta sekolah yang ada siswanya berhenti, tolong diberi pemahaman lagi. Ajak mereka, setidaknya mengikuti Paket C agar bisa menuntaskan pendidikan di jenjang ini," harap Bima.
Dari 13 siswa yang berhenti tersebut, tiga orang di antaranya merupakan pelajar SMKN 1 Sampit. Mereka terdiri dua perempuan dan satu laki-laki. Mereka beralasan tidak berminat lagi menyelesaikan sekolah.
"Guru-guru sudah beberapa kali datang ke rumah untuk membujuk mereka, tapi tetap tidak mau. Kami tidak tau apakah mereka ingin menikah atau memang tidak berminat lagi sekolah. Tapi ada satu yang sepertinya menyesal dan berniat ikut Paket C," kata Kepala SMKN 1 Sampit, Lismayani.
Tahun ini ada 343 siswa setempat yang terdaftar sebagai peserta ujian nasional, namun tiga orang tersebut tidak hadir. Lismayani mengaku upaya mereka sudah maksimal membujuk tiga siswa itu melanjutkan sekolah, namun tidak digubris.
Pihak sekolah sangat ingin seluruh siswanya mengikuti ujian nasional dan lulus. Seperti tahun lalu ada siswa yang nyaris berhenti, namun akhirnya berhasil dibujuk. Pihak sekolah pun memberi toleransi karena siswa tersebut ingin didampingi ibunya saat ujian asalkan siswa itu mau ikut ujian nasional.
Lismayani mengatakan persiapan yang dilakukan sekolah dan siswa sudah matang. Dia berharap seluruh anak didiknya mendapat hasil yang memuaskan sehingga menjadi modal yang bagus untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
0 Response to "Ternyata! ini alasan 14 siswa SMK Kotim tak ikut Ujian Nasional"
Posting Komentar