"Khususnya untuk tiga hari ke depan, kami mengimbau nelayan untuk mewaspadai gelombang tinggi di laut. Tinggi gelombang diperkirakan antara satu sampai satu setengah meter," kata Kepala BMKG Stasiun Haji Asan Sampit, Nur Setiawan di Sampit, Jumat.
Nelayan disarankan untuk tidak memaksakan diri melaut ketika cuaca memburuk. Angin kencang dan gelombang tinggi yang bisa terjadi dalam waktu cepat, sangat membahayakan bagi nelayan yang beraktivitas di laut.
Peringatan ini penting karena cukup banyak warga Kotawaringin Timur yang menjadi nelayan tangkap di laut. Mereka berada di kawasan Selatan, tersebar di Kecamatan Teluk Sampit, Pulau Hanaut, Mentaya Hilir Selatan dan Mentaya Hilir Utara.
Sebagian besar nelayan masih menggunakan perahu berukuran kecil. Kondisi ini cukup rawan terjadi kecelakaan jika diterjang gelombang hingga satu setengah meter.
Memasuki puncak musim hujan saat ini, cuaca buruk memang berpotensi sering terjadi. Tidak hanya di darat, cuaca buruk seperti hujan deras disertai petir dan angin kencang juga berpotensi terjadi di perairan, serta bisa memicu terjadinya gelombang tinggi.
Kamis (8/12) sore, angin puting beliung melanda Sampit. Sejumlah pohon tumbang sehingga sempat menutup jalan. Bahkan atap sebuah bangunan walet terlempar dan menimpa kanopi hingga merusak belasan sepeda motor di kawasan Pusat Perbelanjaan Mentaya Sampit.
Saat kejadian, angin bertiup dari Barat dengan kecepatan angin mencapai 24 knots atau sekitar 47km/jam. Potensi angin kencang masih terjadi hingga tiga hari ke depan.
Editor: Zaenal Abidin
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 Response to "Ini Peringatan BMKG Soal Gelombang Tinggi"
Posting Komentar