Kepala Bagian Humas Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMP), Misyanto, MPd, Senin mengatakan keluarga bersama pihak Universitas Juanda Bogor akan tiba di Palangka Raya pada malam hari ini menggunakan pesawat rute penerbangan Solo-Palangka Raya.
"Kalau keluarga ingin jenazah korban segera dibawa pulang, tetapi untuk kepentingan penyelidikan maka tetap harus dilakukan autopsi. Namun itu tidak bisa dilakukan sebelum ada izin dan keluarga datang langsung. Rencananya keluarga akan datang malam ini," kata Misyanto.
Dia mengatakan, pihak keluarga yang akan menjemput jenazah berjumlah tiga orang sementara dari pihak Universitas Juanda Bogor, selalu tempat kuliah korban akan hadir dua orang.
Misyanto mengatakan, jenazah korban akan diserahkan pihak UMP kepada keluarga usai pihak kepolisian memberikan izin.
"Nanti serah terima jenazah korban kita laksanakan di Palangka Raya. Kami (UMP) selaku pihak tempat korban menuntut ilmu sementara akan menanggung biaya pemulangan korban," katanya.
Misyanto mengatakan keluarga saat dikonfirmasi pihak UMP menyatakan korban tidak mengeluh sakit parah.
Dia menambahkan, teman korban yang saat itu berada dilokasi (Nurul) yang juga mahasiswi Universitas Juanda Bogor menyatakan tidak ada keganjilan pada diri korban.
"Dari keterangan kepolisian, aparat menemukan catatan pada memo hp korban yang menyatakan yang bersangkutan tengah sakit batuk, tapi keadaan tersebut dirahasiakan. Teman-teman korban pun juga tidak tahu. Hp diamankan pihak kepolisian," katanya.
Almarhum yang saat ini berada di Rumah Sakit Umum Daerah Doris Sylvanus Palangka Raya diketahui sedang mengikuti program pertukaran mahasiswa dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) di Palangka Raya.
Korban merupakan mahasiswi Prodi PGSD Universitas Juanda Bogor yang sedang menjalani program pertukaran mahasiswa dan ikut kuliah di UMP selama sebulan.
Korban pada Minggu malam bersama tiga rekan mahasiswi yaitu satu temannya sesama dari Universitas Juanda Bogor dan dua mahasiswi Prodi PGSD FKIP UMP pergi ke Rollaas Coffee di Jalan Antang Palangka Raya dan memesan piza dan minuman kopi.
Keempat mahasiswi yang segera berpisah dan harus kembali ke Bogor itu karena program Kemristekdikti berakhir Kamis (22/12), makan-makan dan minum di Rollas Cafe, dan beberapa waktu kemudian di cafe tersebut Sitroneli muntah darah berkepanjangan.
Editor: Zaenal Abidin
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 Response to "Autopsi Mahasiswi Meninggal Di Cafe Tunggu Keluarga"
Posting Komentar