"Pengutan desa ini karena daerah tersebut dinilai rawan terjadinya bencana sehingga antisipasi hingga penanganan bencana yang terjadi harus melibatkan masyarakat setempat," kata Hendri di Pulang Pisau.
Dari 5 Destana itu, tiga diantaranya pembentukan baru yakni Desa Tumbang Nusa, Desa Tanjung Sangalang dan Desa Garung. Sedangkan Desa Pilang dan Tanjung Taruna merupakan Desatana pengembangan.
Desatana, terang Hendri, sesuai dengan konsep diantaranya adalah pelibatan masyarakat dengan pemanfaatan sumber daya mandiri untuk mengurangi kerentanan masyarakat terhadap resiko bencana. Hal tersebut dilakukan melalui peningkatan pengetahuan, kapasitas dan kesadaran masyarakat dengan menerapkan manajemen resiko, mulai dari identifikasi resiko hingga mitigasi.
Menurut Hendri, masyarakat yang sudah mencapai tingkat ketangguhan terhadap bencana, mampu mempertahankan struktur dan fungsi sampai tingkatan tertentu apabila terdampak bencana. Pembentukan Destana dilakukan melalui 20 indikator yang meliputi aspek legislasi, perencanaan, kelembagaan, pendanaan, pengembangan kapasitas serta penyelenggaraan penanggulangan bencana.
Hendri yang juga selaku Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) ini mengatakan 5 Destana pembentukan dan pengembangan diharapkan menjadikan desa setempat bisa mandiri dan bisa menjadi desa yang tangguh. Selain itu sebanyak 50 orang perwakilan dari 5 Destana tersebut sebelumnya telah mengikuti pelatihan-pelatihan dan gladi lapang, serta seminar program fasilitasi pemberdayaan dan pengembangan ketangguhan masyarakat.
Bupati Pulang Pisau, H Edy Pratowo usai membuka seminar mengungkapkan bahwa di kabupaten setempat, ada beberapa desa yang rawan bencana. Adanya 5 Destana ini bukan saja memerlukan koordinasi dan kerjasama, namun masyarakat setempat dituntut memiliki keahlian dalam menanggulangi bencana.
Fasilitas yang diberikan oleh pemerintah untuk penanggulangan bencana, kata Edy Pratowo, harus bisa difungsikan. Kebakaran hutan dan lahan serta banjir, merupakan bencana yang sering terjadi di daerah setempat sehingga masyarakat Destana itu harus bisa bertindak cepat dalam antisipasi dan penanganan bencana.
Meski terjadi penurunan anggaran secara nasional, namun Edy Pratowo mengatakan bahwa pemerintah setempat telah mengalokasikan anggaran untuk penanganan bencana. Pertimbangan ini diambil karena antisipasi dan penanggulangan bencana menjadi hal utama guna menghindari terjadinya resiko bencana yang lebih besar kepada masyarakat setempat.
Editor: Zaenal Abidin
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 Response to "5 Desa Tangguh Bencana di Kabupaten Ini Diperkuat"
Posting Komentar