Ritual yang dimiliki masyarakat Kalimantan Tengah (Kalteng) bukan hanya aset yang tak ternilai namun memiliki nilai jual bagi para wisatawan, kata Kepala Disbudpar Kalteng Yuel Tanggara di Palangka Raya, Kamis.
"Sekarang ini kita sedang berupaya bagaimana ritual budaya tersebut tidak hanya pemenuhan adat masyarakat, namun juga bisa dinikmati wisatawan. Apakah nanti dibuat agenda rutin atau bagaimana. Kita sedang mendesainnya," tambah dia.
Ritual budaya Suku Dayak Kalteng relatif banyak dan sampai sekarang masih rutin dilaksanakan masyarakat. Namun, dari banyak ritual budaya, ada lima yang terbilang besar yakni Tiwah, Pakanan Sahur Lewu Dayak, Nahunan, Manyanggar, dan Pananan Batu.
Yuel menyebut Disbudpar Kalteng sekarang ini semua itu sedang direncanakan dan diagendakan dengan sebaik mungkin. Dia mengaku optimis pelaksanaan ritual-ritual yang bersifat sakral dapat dilaksanakan secara besar-besaran, seperti pelaksanaan Festival Budaya Isen Mulang (FBIM).
"Mengarah seperti apa yang kita inginkan itu memang tidak mudah. Kembali, anggaran yang dimiliki Kalteng sejauh ini memang cukup minim. Tapi kita berharapa permasalahan anggaran tidak menjadi penghalang," ucapnya.
Kegiatan ritual menjadi salah satu tujuan wisata yang tidak bisa dilepaskan begitu saja. Pelaksanaannya menjadi salah satu pelestarian budaya yang dimiliki Kalteng.
Dia mengatakan, ada tahapan-tahapan yang akan coba dilalui, sampai pada saatnya seluruh warga di Kalteng dapat menikmati ritual budaya Kalteng, termasuk wisatawan mancanegara.
"Kita bisa menjaga adat kita, tapi di sisi lain akan ada daya tarik tersendiri untuk Kalteng. Intinya apa yang kita miliki harus bisa dimanfaatkan. Tapi memang tidak mudah, karena membutuhkan anggaran yang tidak sedikit," demikian Yuel.
Editor: Ronny
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 Response to "Ritual Budaya Suku Dayak Akan Kita Jadikan Daya Tarik Wisata, kata Disbudpar Kalteng"
Posting Komentar