"Luar biasa, sangat meriah. Nuansa tradisional dan budayanya sangat kental. Kami senang melihat masyarakat di sini sangat kompak dan kekeluargaannya begitu terasa. Di daerah lain juga ada tradisi yang mirip, tapi di sini lebih unik dan menarik," kata Sri Mulyati, wisatawan asal Jakarta saat di Sampit, Rabu.
Sri yang merupakan mahasiswi Fakultas Hukum Unika Atma Jaya Jakarta datang ke Sampit bersama tiga rekannya untuk menyaksikan tradisi Mandi Safar. Dia mengaku mendapat informasi tentang Mandi Safar dari internet dan penasaran ingin menyaksikan langsung.
Sri mengaku salut dengan kerukunan dan kebersamaan masyarakat Sampit. Menurutnya, ini menjadi pelajaran bagi masyarakat di kota-kota besar yang saat ini cenderung hidup individualistis.
Tanggapan serupa juga disampaikan Rita, pengunjung lainnya. Warga asal Kabupaten Seruyan itu mengaku sengaja ke Sampit untuk menyaksikan tradisi budaya Mandi Safar.
"Tahun lalu saya baca berita dan lihat fotonya di media online. Makanya tahun ini sengaja ke sini. Ternyata ramai sekali. Saya senang bisa ikut menyaksikan," kata Rita.
Tradisi budaya Mandi Safar dilaksanakan pada Rabu siang. Dimulai dengan doa bersama, kemudian prosesi tradisi dengan merajah daun sawang oleh tokoh adat, kemudian dibagikan kepada warga yang akan ikut mandi di sungai.
Bupati H Supian Hadi dan Wakil Bupati HM Taufiq Mukri hadir membuka acara. Prosesi kemudian dilanjutkan dengan mencampur air yang diambil dari tujuh sungai besar di Kalimantan Tengah, selanjutnya acara Mandi Safar pun dimulai.
Ribuan warga memadati pinggir sungai sekitar pusat kegiatan, yakni mulai dari ikon Patung Jelawat, Dermaga Habaring Hurung hingga Pusat Perbelanjaan Mentaya untuk menyaksikan tradisi ini. Sebelum mandi, warga berebut gunungan kue tradisional yang dibawa para muda-mudi ke tempat acara.
Warga beramai-ramai mandi bercebur ke sungai. Suasana makin meriah karena panitia membagi-bagikan hadiah yang dilempar ke sungai dan langsung diperebutkan oleh warga yang sedang mandi.
"Mandi Safar ini merupakan tradisi budaya yang kami kemas menjadi event pariwisata untuk mendukung Kotawaringin Timur menjadi daerah tujuan wisata. Tradisi ini makin dikenal hingga ke luar daerah, terbukti makin banyaknya peserta dan wisatawan yang datang setiap tahunnya," kata Supian.
Pemerintah daerah akan terus mengembangkan pariwisata Kotawaringin Timur. Supian yakin sektor pariwisata bisa menjadi sektor andalan baru yang dapat membantu menopang perekonomian daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotawaringin Timur, Fajrurrahman mengaku senang karena acara berjalan lancar dan sukses, meski pagi hari sempat diguyur hujan deras. Sambutan masyarakat sangat antusias dan jumlah pengunjung lebih banyak dibanding tahun lalu.
"Kami akan terus menggali dan mengembangkan potensi pariwisata daerah. Seperti Mandi Safar ini, akan terus kami tingkatkan supaya makin banyak wisatawan yang datang sehingga membawa dampak positif bagi masyarakat. Tahun depan akan kami tambahkan pembagian bubur asura," kata Fajrurrahman.
Fajrurrahman mengatakan, potensi pariwisata daerah ini akan terus dikembangkan. Berbagai terobosan akan terus mereka lakukan agar pariwisata Kotawaringin Timur makin dilirik dan diminati wisatawan lokal dan luar daerah.
0 Response to "Wisatawan Luar Daerah Antusias Saksikan Mandi Safar"
Posting Komentar