"Indonesia sangat penting bagi China, karena 70 persen CPO yang kami impor itu berasal dari Indonesia," kata Vice President Julong China Xu Yibing, saat berkunjung ke Pembuang Hulu, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, Kamis.
Yibing menjelaskan, terdapat lima importir CPO terbesar di China, yakni China National Cereal, Oils, & Foodstuffs Holding Limited (Cofco), Tianjin Julong Group, Sinograin Oil Corporations, Yinzheng Fangshun Oils & Grains Industry Co ltd, Wilmar Kerry Investment.
Kelima perusahaan itu mengimpor dua juta ton CPO per tahun, dan 80 persen CPO yang dipasok berasal dari Indonesia.
Salah satu perusahaan, Julong Group China merupakan importir CPO terbesar di China yang juga sudah memiliki lahan kelapa sawit di Kalimantan Barat dan Sumatera.
Sebagai salah satu negara importir CPO terbesar, menurutnya, China sangat peduli dengan perkebunan kelapa sawit yang ada di Indonesia.
Karena itu, para delegasi importir CPO China yang dipimpin oleh Yibing datang ke Seruyan untuk mempelajari tata kelola perkebunan sawit di Indonesia.
"China dan Indonesia menghadapi tren yang sama terkait produksi CPO dan isu lingkungan. Kami berharap dapat belajar banyak bagaimana pengelolaan sawit dari Indonesia khususnya Seruyan, sehingga bisa maju bersama," katanya lagi.
Bupati Seruyan Sudarsono mengatakan, tingginya kebutuhan CPO China dapat menjadi peluang bagi petani sawit di Seruyan untuk dapat memasok CPO ke negara tersebut.
Pemerintah kabupaten itu mencatat sekitar 500.000 hektare kebun sawit di Seruyan sudah diberikan izin, dan 300.000 hektare di antaranya sudah tertanam.
Sedangkan lewat pendataan kebun rakyat, tercatat lebih dari 2.560 petani dengan luas lahan 6.713 hektare yang dipetakan.
"Kami berharap, para importir CPO tidak hanya berhenti pada pembelian produk, tapi juga bisa ikut bekerjasama dan berdiskusi lebih lanjut untuk membantu petani," katanya.
Editor: Ronny
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 Response to "Wah, Ternyata Kebutuhan CPO China Masih Bergantung Indonesia"
Posting Komentar