"Tenaga medis merupakan kebutuhan yang mendesak. Untuk itu, pemerintah Kotawaringin Timur (Kotim) harus segara mengatasi permasalahan tersebut," katanya di Sampit, Selasa.
Selain tenaga medis, Rimbun juga meminta pemerintah Kotim melakukan pemerataan sebaran tenaga pendidik atau guru. Pemerintah juga diminta membuat target penyelesaian kedua permasalahan tersebut.
"Dalam kurun waktu tiga tahun ke depan saya harap pemerintah Kotim bisa mengatasi kekurangan tenaga medis dan pemerataan guru di daerah itu. Hal ini dirasa sangat penting mengingat persoalan itu sudah terjadi sejak lama," katanya.
Rimbun mengatakan, kekurangan tenaga medis dan guru memang harus dipetakan secara riil. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pemerintah dalam mengambil kebijakan setiap tahun anggaran, termasuk untuk merekrut tenaga kontrak yang pembayarannya dibiayai oleh APBD.
"Kekurangan tenaga medis juga termasuk dokternya, dinas kesehatan mesti punya strategi dalam menekan persoalan ini. Karena informasinya Kotawaringin Timur masih kekurangan dokter." tegasnya.
Untuk mengatasi kedua permasalahan tersebut Rimbun menyarankan pemerintah Kotim melibatkan pihak perkebunan besar swasta (PBS), baik itu yang bergerak dibidang perkebunan sawit maupun tambang.
"Saya yakin setiap PBS tentunya memiliki tenaga medis khusus yang ditempatkan di klinik atau balai kesehatan. Tenaga medis tersebut bisa diperbantukan memberikan pengobatan terhadap masyarakat sekitar perusahaan yang membutuhkan pelayanan kesehatan," ucapnya.
Dengan dilibatkan tenaga medis perusahaan diharapkan bisa membantu mengatasi kekurangan tenaga medis di daerah.
"Bantuan tenaga medis PBS tersebut sifatnya sementara, dan pemerintah harus tetap mengupayakan memenuhi kekurangan tenaga medis," demikian Rimbun.
Editor: Zaenal Abidin
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 Response to "Atasi Segera Kekurangan Tenaga Medis dan Pemerataan Guru di Kotim"
Posting Komentar