Tumbuhnya perekonomian Kalteng tersebut patut diapresiasi namun kondisi di lapangan masih banyak petani maupun penambang emas mengeluh hidupnya semakin sulit, kata Punding di Palangka Raya, Jumat.
"Harus diakui penduduk ekonomi menengah ke atas di Kalteng lebih banyak dari yang menengah kebawah. Jadi, perhitungan pertumbuhan ekonomi Kalteng jangan sampai meninggalkan masyarakat menengah kebawah," tambahnya.
Sekretaris Komisi B DPRD Kalteng ini pun mengingatkan pemerintah provinsi bahwa pertumbuhan ekonomi bukan satu-satunya indikator bahwa penduduk Kalteng telah sejahtera semuanya.
Dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi perlu dicek kembali kondisi di lapangan agar tidak terjebak pada kuantitas, melainkan tetap memperhatikan kualitas perekonomian masyarakat yang sebenarnya.
"Kondisi petani menanam padi berladang sekarang ini justru kesulitan akibat kebijakan larangan membakar. Padahal membakar telah dalam dilakukan dan sebagai pengganti pupuk untuk menyuburkan lahan. Ini perlu diperhatikan," beber Punding.
Selain itu, lanjut dia, banyak pekerja serabutan masih kesulitan mendapatkan pekerjaan tetap dan penghasilan sesuai standar pemerintah. Tidak hanya itu, penambah emas ilegal pun ketakutan untuk menambang, padahal pekerjaan tersebut menjadi andalan utama dalam memenuhi perekonomian.
"Kita berharap pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota se-Kalteng memberikan perhatian kepada masyarakat menengah kebawah ini, sehingga pertumbuhan ekonomi dan kondisi masyarakat searah," kata Punding.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis ekonomi Provinsi Kalteng triwulan III tahun 2016 tumbuh 6,02 persen atau meningkat dibandingkan capaian triwulan II yang tumbuh 5,72 persen.
Editor: Ronny
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 Response to "Anggota DPRD Ini Nilai Pertumbuhan Ekonomi Belum Sentuh Para Petani"
Posting Komentar