Pemetaan Distribusi Ayam di Kalteng Belum Optimal

Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Wakil Ketua Tim Penanggulangan Inflasi Daerah Kalimantan Tengah, Setian mengakui bahwa belum dapat memetakan secara optimal alur distribusi ayam ras, sehingga masih tetap menjadi penyumbang inflasi selama Desember 2017.

"Sampai sekarang alur distribusi ayam ras dari tingkat peternak hingga ke tangan konsumen masih terlalu panjang," kata Setian saat juma pers di Palangka Raya, Rabu.

Harga ayam sering melonjak tajam ketika memasuki hari besar keagamaan, karena banyak yang menggantungkan hidup dari sana. Mulai dari peternak, pemotong, distributir, broker hingga pengecer.

Walau belum memetakan secara optimal, keberadaan pasar penyeimbang yang diselenggarakan TPID Kalteng setidaknya dapat berperan menekan agar bisa memotong alur distribusi daging ayam.

Pria yang juga menjabat Deputi Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kalteng Bidang Ekonomi Moneter menyebut, stok ayam di pasar penyeimbang tidak hanya berasal dari kandang penyangga, namun juga dari peternak ayam dengan cara menjalin kerjasama dengan peternak ayam.

"Harapan kita ketika dijual di pasar penyeimbang, dapat memotong jalur distribusi yang lebih pendek, agar harga komoditas sampai ke masyarakat lebih rendah," kata Setian.

Peran Satgas Pangan Kalteng selama Desember 2017 pun dinilai cukup efektif untuk menekan harga daging potong ayam, sehingga meskipun terjadi kenaikan harga. Seperti pada tahun lalu, tidak melebihi harga Rp 40 ribu per kilogram.

"Alur distribusi daging ayam memang jadi kendala menekan terjadinya harga ayam potong. TPID telah melakukan upaya dengan cara memetakan dan membenahi secara bertahap untuk memotong jalur distribusi," demikian Setian.

0 Response to "Pemetaan Distribusi Ayam di Kalteng Belum Optimal"

Posting Komentar