"Kami sedang berkoordinasi dengan posko di kecamatan untuk memastikan titik hot spot tersebut walapun status sudah diturunkan dari siaga darurat bencana menjadi waspada bencana," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur, Sutoyo di Sampit, Sabtu.
Hasil pantauan satelit, terpantau dua titik panas di Kotawaringin Timur. Yakni di Desa Bukit Indah Kecamatan Telaga Antang dengan tingkat kepercayaan 99 persen dan satu titik di Desa Bukit Makmur Kecamatan Parenggean dengan tingkat kepercayaanya 79 persen.
Koordinasi dilakukan dengan posko di kecamatan dengan harapan segera dilakukan pemeriksaan ke lokasi. Jika memang terjadi kebakaran hutan atau lahan maka harus segera ditangani agar tidak sampai meluas karena dampaknya bisa menimbulkan kabut asap.
Curah hujan belum merata sehingga kebakaran hutan dan lahan masih berpotensi terjadi. Namun, tingkat kerawananya dinilai jauh berkurang karena mulai terjadi hujan dan intensitasnya terus meningkat.
"Dalam kondisi seperti ini, kewaspadaan tentu masih dibutuhkan. Meski posko di tingkat kabupaten dibubarkan, namun komunikasi terus dilakukan sebagai langkah pencegahan," jelas Sutoyo.
Sehari sebelumnya, status siaga darurat bencana asap di Kotawaringin Timur, diturunkan menjadi waspada bencana karena potensi kebakaran lahan sudah jauh berkurang. Kesimpulan itu merupakan hasil tapat koordinasi gabungan dilaksanakan di Posko Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan di halaman Museum Kayu pada Jumat (20/10) sore.
Berdasarkan keterangan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Haji Asan, awal Oktober sudah mulai masuk musim penghujan. Ini menjadi dasar menurunkan status siaga menjadi waspada bencana asap.
Status siaga darurat bencana asap ditetapkan pada 4 Agustus lalu, kemudian hasil evaluasi pada 19 September kembali diperpanjang selama satu bulan. Setelah melihat berbagai pertimbangan, rapat evaluasi Jumat sore, memutuskan menurunkan status siaga menjadi waspada bencana.
Selama ditetapkan siaga darurat bencana asap, tercatat 293 hektare lahan terbakar. Terbanyak di kawasan Selatan, khususnya di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan dan Teluk Sampit.
Sulitnya menjangkau lokasi kebakaran, membuat sebagian kebakaran lahan tidak tertangani. Kotawaringin Timur sempat mendapat bantuan dua kali pemadaman melalui udara. Selain itu, di Kecamatan Teluk Sampit dan Mentaya Hilir Selatan juga sempat dibantu rekayasa cuaca dengan menabur garam di awan sehingga terjadi hujan.
Editor: Ronny
COPYRIGHT © ANTARA 2017
0 Response to "Curah Hujan Meningkat, Namun Titik Panas di Kotim Masih Terpantau"
Posting Komentar