Kotawaringin Timur Gelar Tradisi "Menuyang Anak" 21 Desember 2016

Sampit (Antara Kalteng) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng, akan menggelar budaya "menuyang anak" atau mengayun anak pada 21 Desember pukul 09:00 WIB di Islamic Center Jalan Jenderal Sudirman km 3,5 Sampit.

"Masyarakat yang ingin menjadi peserta kami persilakan mendaftar ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Saat ini persiapan masih dilakukan agar acara nanti berlangsung lancar dan meriah," kata Kepala Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kotawaringin Timur, Multazam di Sampit, Selasa.

Menuyang anak atau meayun anak merupakan tradisi budaya masyarakat Kotawaringin Timur yang sudah ada sejak dulu. Tradisi ini biasanya dilaksanakan oleh pemeluk agama Islam di daerah itu saat tibanya bulan Rabiul Awal atau Maulid Nabi seperti saat ini.

Tradisi ini merupakan ungkapan kasih sayang orangtua kepada anak mereka. Perasaan itu dilambangkan dengan menuyang atau mengayun anak dengan penuh kasih sayang.

Dalam tradisi ini, ayunan dihias dengan berbagai anyaman dedaunan, buah dan bunga agar terlihat indah dan menarik. Warga juga biasanya menyiapkan berbagai bahan yang disebut dengan nama "piduduk" terdiri dari beras, gula, telur, kelapa dan bahan lain yang nantinya diberikan kepada bidan yang membantu proses kelahiran sebagai ungkapan terima kasih.

Panitia juga biasanya menyiapkan berbagai jenis kue tradisional, bahkan ada yang melengkapkannya hingga 41 jenis. Kue ini akan dimakan bersama-sama saat acara berlangsung.

Acara dimulai dengan doa bersama dipimpin oleh ulama yang dituakan. Terkadang acara ini juga diisi dengan tasmiyah atau pemberian nama anak yang baru lahir.

Saat menuyang atau mengayun anak, para orangtua sambil membaca ayat suci, salawat atau bacaan lain. Doa terbaik dipanjatkan agar anak mereka yang tertidur di ayunan tersebut kelak menjadi anak yang bertakwa, berbakti serta sukses di dunia dan akhirat.

"Menuyang anak ini sudah masuk dalam kalender pariwisata Kotawaringin Timur. Alhamdulillah pelaksanaannya tiap tahun makin baik dan makin dikenal luas di daerah," kata Multazam.

Biasanya panitia akan memberikan hadiah kepada warga yang hiasan ayunan anaknya dinilai menjadi yang terbaik. Tidak heran jika peserta berlomba-lomba menghias ayunan anak mereka seindah mungkin agar menjadi yang terbaik.

Fajrurrahman mengatakan, pemerintah daerah akan melestarikan tradisi-tradisi budaya positif, apalagi jika mengandung nilai keagamaan. Selain bertujuan mempertahankan tradisi, kegiatan seperti itu juga berdampak positif bagi promosi daerah, khususnya untuk mewujudkan Sampit sebagai kota tujuan wisata.

Editor: Ronny

COPYRIGHT © ANTARA 2016

0 Response to "Kotawaringin Timur Gelar Tradisi "Menuyang Anak" 21 Desember 2016"

Posting Komentar