CEO BOSF Nyaru Menteng Jamartin Sihite di Palangka Raya, Selasa mengatakan, 11 orangutan tersebut merupakan hasil dari Program Reintroduksi Orangutan Kalimantan Tengah di Nyaru Menteng dan selanjutnya dilepasliarkan ke Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR), Kabupaten Katingan, Kalteng.
"Pelepasliaran orangutan tersebut merupakan untuk yang ketiga kalinya di tahun 2016, dan kegiatan itu juga untuk memperingati Hari Konservasi Margawatwa Sedunia (World Wildlife Conservation Day) yang jatuh pada 4 Desember," tambahnya.
Jamartin mengungkapkan, 11 orangutan yang akan dilepasliarkan itu terdiri dari tujuh betina dan empat jantan. Dan diharapkan dapat menambah populasi orangutan eks-rehabiltasi di taman nasional tersebut.
Tim pelepasliaran akan membawa orangutan itu dari Nyaru Menteng langsung ke TNBBBR yang letaknya 10 jam perjalanan melalui jalur darat dan sungai dalam dua pemberangkatan yang berbeda, yaitu tanggal 6 dan 8 Desember 2016.
"Kita berpacu dengan waktu. Yayasan BOS di tahun ini sudah menerima sedikitnya 27 orangutan dan semuanya masuk ke pusat rehabilitasi kami di Nyaru Menteng, sementara jumlah yang dilepasliarkan dalam kurun waktu yang sama ada sebanyak 41 orangutan," katanya.
Jamartin meminta seluruh lapisan masyarakat untuk ikut turut menyelamatkan populasi dan habitat orangutan.
"Kita tidak boleh kalah dan membiarkan orangutan punah. Kita harus menang dan satu-satunya cara untuk menyelamatkan orangutan dan habitatnya adalah melalui kerja sama dengan semua pemangku kepentingan di semua lini," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah Nandang Prihadi mengaku sangat mendukung upaya penyelamatan orangutan yang dilakukan Yayasan BODF Nyaru Mentang dengan melakukan pelepasliaran orangutan ke habitatnya.
"Sebenarnya kita tidak perlu menanti status konservasi orangutan di Kalimantan berubah menjadi 'sangat terancam punah' dulu, baru kita semua bergerak lebih aktif. Namun kondisi saat ini memang telah sangat mendesak, dan upaya kita bersama untuk menjamin orangutan yang di pusat rehabilitasi bisa dilepasliarkan kembali, sekaligus menjaga agar populasi liar yang masih ada di habitatnya terlindungi, termasuk seluruh keanekaragaman hayati di dalamnya. Tanggung jawab ini milik kita semua, pemerintah, masyarakat, sektor swasta, juga lembaga-lembaga swadaya masyarakat," ungkapnya.
Acara pelepasliaran orangutan ini merupakan bagian dari acara peresmian Kebun Raya Katingan yang akan dibuka secara langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.
TNBBBR merupakan lokasi pelepasliaran kedua di Kalimantan Tengah yang menampung orangutan rehabilitasi dari Nyaru Menteng, setelah sebelumnya, Hutan Lindung Bukit Batikap di Kabupaten Murung Raya.
Taman Nasional ini, terutama Bukit Raya yang terletak di Daerah Aliran Sungai (DAS) Katingan dinilai sangat memenuhi syarat sebagai tempat pelepasliaran orangutan rehabilitasi karena sejumlah unsur telah terpenuhi, seperti berada di ketinggian di bawah 900 meter dari permukaan laut.
Kemudian memiliki stok tumbuhan pakan alami yang cukup, dan tidak ada atau sangat sedikit populasi orangutan liar di wilayah tersebut, serta aman dari kemungkinan eksploitasi di masa depan.
Sedikitnya ada dua blok di TNBBR, blok Sei Bimban dan Sei Mahalut dengan luas total mencapai 27.000 hektare diperkirakan bisa menampung 318 individu orangutan.
Editor: Ronny
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 Response to "BOSF Dan BKSDA Kalteng Lepasliarkan Puluhan Orangutan Di Habitat Baru"
Posting Komentar