Dua anak di Sampit meninggal akibat DBD, masyarakat diminta waspada

Sampit (Antaranews Kalteng) - Penyakit demam berdarah dengue (DBD) harus diwaspadai karena telah merenggut nyawa dua anak di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, sepanjang 2018 ini.

"Betul (sudah dua anak penderita DBD meninggal). Cuaca saat ini rawan, makanya data kami perbarui setiap minggu," kata Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur, dr Faisal Novendra Cahyanto di Sampit, Selasa.

Januari lalu, satu anak meninggal dunia akibat demam berdarah. Kasus terbaru, seorang pelajar Sekolah Dasar berusia sembilan tahun warga Jalan Sawit Raya 6 Kecamatan Mentawa Baru Ketapang yang meninggal dunia di ruang gawat darurat RSUD dr Murjani Sampit pada Jumat (3/3) sekitar pukul 17.00 WIB, juga akibat demam berdarah.

Kotawaringin Timur termasuk daerah endemis demam berdarah karena setiap tahun ditemukan penyakit mematikan tersebut. Bahkan hampir setiap tahun pula ditemukan penderita demam berdarah yang meninggal dunia.

Meningkatnya curah hujan saat ini harus diwaspadai karena demam berdarah sangat rawan muncul. Air yang tertampung di sampah maupun tempat penampungan air yang tidak rutin dibersihkan, membuat nyamuk dengan mudah berkembang biak.

Saat ini jumlah kasus demam berdarah relatif rendah. Karena itulah cukup mengejutkan sudah ada dua anak yang meninggal dunia akibat penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegepty tersebut.

Penderita demam berdarah biasanya menunjukkan gejala utama yaitu demam tinggi yang diderita pasien. Hal itulah yang sering terjadi kesalahan karena pihak keluarga mengira hanya demam biasa sehingga baru dibawa ke rumah sakit ketika kondisi pasien sudah kritis sehingga tidak bisa diselamatkan lagi.

"Penderita yang sampai meninggal dunia itu umumnya terlambat dibawa ke rumah sakit. Rata-rata sudah DSS (dengue shock syndrome) sehingga tidak banyak yang bisa dilakukan petugas medis karena kondisinya sudah kritis. Makanya jangan ambil risiko. Kalau ada yang panas tinggi, apalagi sampai tiga hari, segera bawa ke rumah sakit," kata Faisal.

Untuk mencegah penularan, Dinas Kesehatan sudah melakukan berbagai langkah cepat yakni pemeriksaan, fogging fokus, penyehatan lingkungan dan penyuluhan di sekitar tempat tinggal korban.

Masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) serta memberantas jentik nyamuk. Langkah itu sangat efektif mencegah nyamuk berkembang biak dan menularkan demam berdarah, khususnya di kawasan endemis demam berdarah.

Lingkungan harus dibersihkan secara rutin dengan cara membersihkan, menguras dan menutup tempat penampungan air serta mengubur sampah yang dapat menampung air tempat berkembangbiaknya nyamuk.

Masyarakat diminta bergotong royong membersihkan lingkungan agar nyamuk tidak bisa berkembang biak. Masyarakat juga bisa minta abate secara gratis di puskesmas untuk membunuh jentik.

0 Response to "Dua anak di Sampit meninggal akibat DBD, masyarakat diminta waspada"

Posting Komentar